Beranda | Artikel
Keistimewaan Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam (Bag. 3)
Jumat, 27 Mei 2022

Baca pembahasan sebelumnya Keistimewaan Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam (Bag. 3)

Dalam dua seri sebelumnya, kami menyebutkan keistimewaan-keistimewaan yang khusus dimiliki oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam berdasarkan dalil-dalil yang sahih. Meskipun demikian, di kalangan kaum muslimin juga beredar keyakinan tertentu berkaitan dengan keistimewaan yang dimiliki oleh beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Akan tetapi, tidak kita jumpai landasan yang sahih berkaitan dengan keyakinan tersebut. Bahkan, keyakinan itu hanyalah muncul karena adanya sikap berlebih-lebihan (ghuluw) terhadap beliau.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang untuk bersikap ghuluw, karena hal itu merupakan sarana menuju kemusyrikan. Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku (mengkultuskan) sebagaimana orang Nasrani mengkultuskan ‘Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya. Oleh karena itu, katakanlah abdullahu wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya).” (HR. Bukhari no. 3445)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun telah melarang bersikap ghuluw dalam masalah agama secara umum. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ، فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ

Wahai manusia, jauhkanlah kalian dari sikap berlebih-lebihan dalam agama. Orang-orang sebelum kalian telah binasa karena mereka berlebih-lebihan dalam agama.” (HR. Ibnu Majah no. 3029, An-Nasa’i no. 3057, dan Ahmad no. 1851, sahih)

Berikut ini keyakinan sebagian kaum muslimin berkaitan dengan keistimewaan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang tidak dalil yang sahih dan bisa jadi hanya muncul karena sikap ghuluw.

Baca Juga: Biografi Imam Ibnu ‘Abdil Barr

Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam diciptakan dari nuur (cahaya)

Mereka lupa bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah manusia biasa seperti kita. Allah Ta’ala befirman,

قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ

Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.’” (QS. Al-Kahfi: 110)

Sedangkan Allah Ta’ala sendiri mengabarkan bahwa Allah menciptakan manusia dari tanah, dan tidak ada satu pun manusia yang diciptakan dari cahaya. Allah Ta’ala berfirman,

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُم مِّن تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنتُم بَشَرٌ تَنتَشِرُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.” (QS. Ar-Ruum: 20)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنسَانَ مِن سُلَالَةٍ مِّن طِينٍ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.” (QS. Al-Mu’minuun: 12)

Baca Juga: Buktikan Cintamu dengan Belajar Sunnah dan Sirah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

Kedua, alam semesta diciptakan karena Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam; kalaulah bukan karena beliau, Allah Ta’ala tidak menciptakan alam semesta ini

Keyakinan ini merupakan salah satu kedustaan yang sangat besar. Tidak terdapat hadis yang sahih maupun dha’if yang menjelaskan hal ini. Demikian pula, tidak ada satu pun generasi salaf yang memiliki keyakinan semacam ini.

Keyakinan ini pun bertentangan dengan firman Allah Ta’ala,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

وَمُحَمَّدٌ سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ. وَأَفْضَلُ الْخَلْقِ وَأَكْرَمُهُمْ عَلَيْهِ وَمِنْ هُنَا قَالَ مَنْ قَالَ: إنَّ اللَّهَ خَلَقَ مِنْ أَجْلِهِ الْعَالَمَ أَوْ إنَّهُ لَوْلَا هُوَ لَمَا خَلَقَ عَرْشًا وَلَا كُرْسِيًّا وَلَا سَمَاءً وَلَا أَرْضًا وَلَا شَمْسًا وَلَا قَمَرًا. لَكِنْ لَيْسَ هَذَا حَدِيثًا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا صَحِيحًا وَلَا ضَعِيفًا وَلَمْ يَنْقُلْهُ أَحَدٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ بِالْحَدِيثِ. عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ تَعَالَى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَلْ وَلَا يُعْرَفُ عَنْ الصَّحَابَةِ بَلْ هُوَ كَلَامٌ لَا يُدْرَى قَائِلُهُ.

Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sayyid (pemimpin) anak keturunan Adam, manusia yang paling utama dan paling mulia. Namun, di sana ada yang mengatakan bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala menciptakan alam semesta karena beliau. Seandainya bukan karena Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah Ta’ala tidak akan menciptakan ‘arsy, kursi, langit, bumi, matahari, dan bulan. Akan tetapi, tidak terdapat hadis yang sahih maupun dha’if berkaitan dengan keyakinan tersebut dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Demikian juga, tidak dikutip dari para ulama yang menguasai hadis dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan keyakinan ini tidak dikenal di kalangan sahabat. Keyakinan ini hanyalah ucapan-ucapan yang tidak dikenal siapa yang mengucapkannya.” (Majmu’ Al-Fataawa, 11: 96)

Demikianlah serial pembahasan ini, semoga bermanfaat untuk kaum muslimin.

[Selesai]

Baca Juga:

***

@Rumah Kasongan, 15 Syawal 1443/16 Mei 2022

Penulis: M. Saifudin Hakim


Artikel asli: https://muslim.or.id/75410-keistimewaan-rasulullah-muhammad-bag-3.html